Sunday 17 February 2013

Prinsip-Prinsip Bimbingan dan Konseling


      Prinsip-prinsip BK

            Prinsip dapat diartikan sebagai permulaan untuk suatu cara tertentu yang akan melahirkan hal-hal lain, yang  keberadaannya tergantung dari permulaan itu. Bimbingan konseling membutuhkan suatu prinsip atau aturan main dalam menjalankan program pelayanan bimbingan. Menurut Prayinto dan Amti  (1994:220)  prinsip bimbingan konselingya itu rumusan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling pada umumnya berkenaan dengan sasaran pelayanan, masalah klien, tujuan dan  proses penanganan masalah,  program pelayanan dan penyelenggaraan pelayanan.
            Adapun rumusan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling yang berkenaan dengan objek dalam pelayanan bimbingan yaitu prinsip-prinsip yang berkenaan dengan sasaran layanan, prinsip  yang  berkenaan dengan permasalahan idividu, prinsip yang berkenaan dengan  program  pelayanan dan yang terakhir prinsip yang berkenaan dengan tujuan dan pelaksanaan pelayanan. Dari  empat rumusan tersebut, bimbingan dan konseling akan tercapai sesuai keinginan konselor dan klien.
1.      Prinsip Umum
a.     Bimbingan harus berpusat pada individu yang di bimbingnya.
b.  Bimbingan diberikan kepada memberikan bantuan agar individu yang dibimbing mampu mengarahkan dirinya dan menghadapi kesulitan-kesulitan dalam hidupnya.
c.     Pemberian bantuan disesuaikan dengan kebutuhan individu yang dibimbing.
d.    Bimbingan berkenaan dengan sikap dan tingkah laku individu.
e.   Pelaksanaan bimbingan dan konseling dimulai dengan mengidentifikasi kebutuhan yang dirasakan individu     yang dibimbing.
f.     Upaya pemberian bantuan harus dilakukan secara fleksibel.
g.   Program bimbingan dan konseling harus dirumuskan sesuai dengan program pendidikan dan pembelajaran di sekolah yang bersangkutan.
h.  Implementasi program bimbingan dan konseling harus dipimpin oleh orang yang memiliki keahlian dalam bidang bimbingan dan konseling dan pe;laksanaannya harus bekerjasama dengan berbagai pihak yang terkait, seperti dokter psikiater, serta pihak-pihak yang terkait lainnnya.
i.   Untuk mengetahui hasil yang diperoleh dari upaya pelayanan bimbingan dan konseling, harus diadakan penilaian atau ekuivalensisecara teratur dan berkesinambungan.
2.      Prinsip-Prinsip Khusus yang Berhubungan Dengan Siswa
a.   Pelayanan BK harus diberikan kepada semua sisiwa.
b. Harus ada kriteria untuk mengatur  prioritas pelayanan bimbingan dan konseling kepada individu atau siswa.
c.   Program pemberian bimbingan dan konseling harus berpusat pada siswa.
d.  Pelayanan dan bimbingan konseling di sekolah dan madrasah harus dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan individu yang bersangkutan beragam dan luas.
e.  Keputusan akhir dalam proses BK dibentuk oleh siswa sendiri.
f.   Siswa yang telah memperoleh bimbingan, harus secara berangsur-angsur dapat menolong dirinya sendiri.
3.     Prinsip Khusus yang Berhubungan dengan Pembimbing
a.  Konselor harus melakukan tugas sesuai dengan kemampuannya masing-masing.
b. Konselor di sekolah dipilih atas dasar kualifikasi kepribadian, pendidikan pengalaman, dan kemampuan.
c. Sebagai tuntutan profesi, pembimbing atau konselor harus senantiasa berusaha mengembangkan dirinya dan keahliannya melalui berbagai kegiatan.
d. Konselor hendaknya selalu mempergunakan berbagai informasi yang tersedia tentang siswa yang dibimbing beserta lingkungannya sebagai bahan yang membantu innsividu yang bersangkutan kearah penyesuaian diri yang lebih baik.
e.   Konselor harus menghormati, menjaga kerahasiaan informasi tentang siswa yang dibimbingnya.
f.     Konselor harus melaksanakan tugasnya hendaknya mempergunakan berbagai metode yang sama.
4. Prinsip yang Berhubungan dengan Organisasi dan Administrasi (Manajemen) Pelayanan Bimbingan Konseling
a.      bimbingan dan konseling harus dilaksanakan secara sistematis dan berkelanjutan.
b.     Pelaksanaan bimbingan dan konseling ada di kartu pribadi (commulative record) bagi setiap siswa.
c. program pelayanan bimbingan dan konseling harus disusun sesuai dengan kebutuhan sekolah atau madrasah yang bersangkutan.
d. Harus ada pembagian waktu antar pembimbing, sehingga masing-masing pembimbing mendapat kesempatan yang sama dalam memberikan bimbingan dan konseling.
e.   Bimbingan dan konseling dilaksanakan dalam situasi individu atau kelompok sesuai dengan masalah yang dipecahkan dan metode yang dipergunakan dalam mememcahkan masalah terkait.
f.     Dalam menyelenggarakan pelayanan bimbingan dan konseling, sekolah dan madrasah harus bekerja sama dengan berbagai pihak.
g.      Kepala sekolah atau madrasah merupakan penanggung jawab utama dalam penyelenggaraan bimbingan dan konseling di sekolah.
Prayitno dan Erman Amti (1999) mengklasifikasikan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling ke dalam empat bagian, yaitu:[1]
1.      Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan sasaran pelayanan
2.      Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan individu
3.      Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan program pelayanan
4.      Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan pelaksanaan pelayanan
Dapat kita lihat dari rumusan masing-masing mempunyai poin-poin tertentu, yaitu:
a.       Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan sasaran layanan
1.    Bimbingan dan konseling melayani semua individu tanpa memandang umur, jenis kelamin, suku, agama dan status sosial ekonomi.
2.      Bimbingan dan konseling berurusan denganpribadi dan tingkah laku individu  yang  unik dan dinamis.
3.  Bimbingan dan konseling memperhatikan sepenuhnya tahap-tahap berbagai aspek perkembangan individu.
4.  Bimbingan dan konseling memberikan perhatian utama kepada perbedaan  individual  yang menjadi orientasi pokok pelayanan.
b.      Prinsip yang berkenaan dengan pemasalahan individu
1.  Bimbingan dan konseling berurusan dengan hal-hal yang menyangkut pengaruh kondisi  mental/fisik individu terhadap penyesuaian dirinya di rumah, di sekolah, serta dalam kaitannya dengan kontak sosial dan pekerjaan dan sebaliknya pengaruh lingkungan terhadap kondisi  mental  dan fisik individu.
2.      Kesenjangan sosial, ekonomi, dan kebudayaan merupakan factor timbulnya masalah pada individu yang semuanya menjadi perhatian utama pelayanan bimbingan dan konseling.
c.       Prinsip yang berkenaan dengan program layanan
1.      Bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari upaya pendidikan dan pengembangan induvidu; oleh karena itu program bimbingan dan konseling harus diselaraskan dan dipadukan dengan program pendidikan serta pengembangan peserta didik.
2.      Program bimbingan dan konseling harus fleksibel disesuaikan dengan kebutuhan individu, masyarakat, dan kondisi lembaga.
3.      Program bimbingan dan konseling disusun secara berkelanjutan dari jenjang pendidikan terendah sampai tertinggi.
d.      Prisip-prinsip yang berkenaan dengan tujuan dan  pelaksanaan pelayanan
1.      Bimbingan dan konseling harus mengarahkan individu mampu menyelesaikan permasalahan pribadi.
2.  Dalam proses bimbingan dan konseling keputusan yang diambil dan akan dilakukan oleh individu harusnyan atas kemauan individu sendiri, bukan karena desakan atau kemauan orang lain.
3.   Permasalahan individu harus ditangani oleh tenaga ahli daa bidang yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi.
4.    Kerja sama antara pembimbing dengan guru lain dan orang tua meentukan hasil pelayanan pembimbingan.
5.   Pengembangan program layanan bimbingan dan konseling ditempuh melalui pemanfaatan yang maksimal dari hasil pengukuran dan penilaian terhadap individu yang terlibat dalam proses pelayanan dan program bimbingan dan konseling itu sendiri.

Refrensi : Tohrin. 2007. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. 


Asas-Asas Bimbingan dan Konseling

Asas Bimbingan dan Konseling


            Dalam setiap kegiatan yang akan dilaksanakan seharusnya ada suatu dasar atau landasan yang menjadi pertimbangan akan dilaksanakannya kegiatan tersebut. Demikian pula dalam kegiatan bimbingan dan konseling, ada asas yang dijadikan dasar pertimbangan dalam kegiatan itu. Terdapat dua belas asas yang harus menjadi dasar pertimbangan dalam pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling itu adalah sebagai berikut.
      1.    Asas Kerahasiaan
            Kerahasiaan dalam sebuah bimbingan dan konseling sangatlah ditekankan bahkan menjadi kunci dalam dasar penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling. Seorang konselor harus mengetahui secara detail akan masalah pribadi klien sampai kehal yang sangat rahasia. Oleh karena itu konselor harus menjaga kerahasiaan data yang diperoleh dari kliennya. Kerahasiaan data perlu dihargai dengan baik, karena berhubungan menolong dalam dalam bimbingan dan konseling hanya dapat berlangsung dengan baik jika data atau informasi yang dipercayakan pada konselor dapat dijamin kerahasiaannya. Sebagaimana firman Allah swt. Bahwa memelihara amanah dan menepati janji merupakan salah satu karakteristik orang yang beruntung. Sebagaimana firman Allah dalam surah Al-Mu’minuun/23:8
            Artinya;…Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janji-janjinya.
      2.      Asas Kesukarelaan
            Dalam memahami pengertian bimbingan dan konseling telah dikemukakan bahwa bimbingan merupakan proses membantu individu. Pengertian membantu disini yaitu bahwa bimbingan bukan suatu paksaan. Oleh karena itu, dalam kegiatan bimbingan dan konseling perlu adanya kerjasama yang demokratis antara konselor dan kliennya. Kerjasama akan terjalin apabila klien dapat dengan suka rela menceritakan serta menjelaskan masalah yang dialaminya pada konselor.
3.       Asas Keterbukaan
            Asas keterbukaan merpakan asas penting bagi konselor, karena hubungan tatap muka antara klien dengan konselor merupakan pertemuan bathin. Dengan adanya keterbukaan klien pada konselor dapat lebih membuka dirinya , unuk membuka kedok hidupnya yang mejadi penghambat perkembangannya.
4.      Asas Kekinian
            Pada umumnya pelayanan bimbingan dan konseling bertitik tolak dari masalah yang dirasakan klien saat sekarang, namun pada dasarnya pelayanan bimbingan dan konseling itu semdiri menjangkau dimensi waktu yang lebih luas. Dalam hal ini diharapkan konselor dapat megarahkan klien untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapinya sekarang. Sebagaimana firman Allah swt
Artinya : “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengajarkan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasihat menasihati menetapi kesabaran.”(QS. Al-ashar/103:1-3)
5.      Asas Kemandirian
            Salah satu tujuan diberikannya bimbingan dam konseling adalah agar knselor berusaha menghidupkan kemandirian di dalam diri klien. Karena  pada tahap awal proses konseling, biasanya klien menampakan sikap yang lebih tergantung dibandingkan pada tahap akhir bimbingan dan konseling. Sebenarnya sikap ketergantungan klien terhadap konselor ditentukan oleh respon-respon yang diberikan konselor pada kliennya. Oleh karena itu konselor dank lien harus berusaha untuk menumbuhkan sikap kemandirian itu di dalam diri klien dengan cara memberikan respon yang cermat. Sebagaimana firman Allah swt.
Artinya : “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala ( dari kebajikan ) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa ( dari kejahatannya ) yang dikerjakannya….”(QS. Al-Baqarah/2:286)
6.      Asas Kegiatan
            Yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar klien yang menjadi sasaran pelayanan berpartisipasi secara aktif id dalam proses penyelenggaraan bimbingan. Dalam hal ini konselor perlu mendorong klien untuk aktif dalam setiap kegiatan bimbingan dan konseling yang diperuntukan baginya.
7.      Asas Kedinamisan
            Keberhasilan usaha pelayanan bimbingan da konseling ditandai dengan terjadinya perubahan sikap dan tingkah laku klien kea rah yang baik. Untuk mewujudkan terjadinya perubahan sikap dan tingkah laku itu membutuhkan proses dan waktu yang sesuai dengan kedalaman dan kerumitan masalah yang dihadapi klien. Konselor dan klien serta  pihak-pihak lain diminta untuk bekerja sama sepenuhnya agar pelayanan bimbingan dan konseling yang diberikan dapat dengan cepat menimbulkan perubahan sikap dan tingkah laku  baik pada klien. Sebagimana firman Allah swt.
Artinya : …”sesungguhnya Allah tidak mnbah keadaan suatu kaum, sehingga mereka mengubah dirinya sendiri.”(QS. Ar Ra’du/13:11)
8.      Asas Keterpaduan
            Asas ini yang menghendaki agar berbagai proses pelayanan bimbingan dan konseling terjalin kerja sama yang baik antara konselor dengan pihak lain yang dapat membantu penanggulangan masalah yang dihadapi klien.
     9.      Asas Kenormatifan
            Pelayanan bimbingan dan konseling yang dilakukan hendaknya tidak bertentangan dengan norma-norma yang berlaku di dalam masyarakat dan lingkungannya. Konselor harus dapat membicarakan secara terbuka dan terus terang segala sesuatu yang menyangkut norma dari mulai bagai mana berkembangnya, bagaimana penerimaan masyarakat, apa dan bagaimana akibatnya bila norma-norma it uterus dianut dan lain sebagainya. Sehingga klien dapat menentukan dan memilih norma-norma yang akan dianutnya.
 10.  Asas Keahlian
            Untuk menjamin keberhasilan usaha bimbingan dan konseling, para konselor harus mendapatkan pendidikan dan latihan yang memadai. Sebagimana firman Allah swt.
Artinya : “Maka disebabkan oleh rahmat Allah, kami berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar tentulah mereka menjauhkan  diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai mereka yang bertakwa kepada-Nya.”(QS. Al-imran ayat 159) 
11.  Asas Alih Tangan
            Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan professional yang menangani masalah-masalah yang cukup sulit. Dengan keterbatasan konselor dalam membantu dan menyelesaikan masalah klien sedangkan dalam bimbingan dan konseling pelayanannya harus tuntas jangan sampai terkatung-katung sehingga klien menjadi semakit susah dalam menyelesaikan masalahnya.
12.      Asas Tut Wuri Handayani
Asas ini menghendaki agar pelayanan bimbingan dan konseling secara keseluruhan dapat menciptakan suasana mengayomi (rasa aman), mengembangkan keteladanan, dan memberikan rangsangan dan dorongan. 



Friday 15 February 2013

Pengertian Bimbingan dan Konseling


Pengertian Bimbingan dan Konseling

             Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang ahli kepada individu dengan menggunakan berbagai prosedur, cara dan bahan agar individu tersebut mampu mandiri dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya. Sedangkan konseling merupakan proses pemberian bantuan yang didasarkan pada prosedur wawancara konseling oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu (disebut klien) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi klien.

Definisi Bimbingan Menurut Para Ahli



Definisi Bimbingan Menurut Para Ahli

Berbagai definisi bimbingan menurut para ahli diantaranya, menurut Miller (1961) dalam Surya (1988), menyatakan bahwa bimbingan merupakan proses bantuan terhadap individu untuk mencapai pemahaman diri dan pengarahan diri yang dibutuhkan untuk melakukan penyesuaian diri yang dibutuhkan untuk melakukan penyesuaian diri secara maksimum kepada sekolah (dalam hal ini termasuk madarasah), keluarga, dan masyarakat.
Selanjutnya Surya (1988) mengutip pendapat Crow & Crow (1960) menyatakan bahwa bimbingan adalah bantuan yang diberikan oleh seseorang baik laki-laki maupun perempuan yang memiliki pribadi baik dan pendidikan yang memadai, kepada seseorang (individu) dari setiap usia untuk menolongnya mengembangkan kegiatan-kegiatan hidupnya sendiri, mengembangkan arah pandangannya sendiri, membuat pilihan sendiri, dan memikul bebannya sendiri (M. Tohirin 2008:17).
Arthur J. Jones (1970) mengartikan bimbingan sebagai "The help given by one person to another in making choices and adjustment and in solving problems". Pengertian bimbingan yang dikemukakan Arthur ini amat sederhana yaitu bahwa dalam proses bimbingan ada dua orang yakni pembimbing dan yang dibimbing, dimana pembimbing membantu si terbimbing sehingga si terbimbing mampu membuat pilihan-pilihan, menyesuaikan diri, dan memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya (Sofyan S. Willis 2009:11)
Menurut Smith dalam McDaniel (1959), bimbingan sebagai proses layanan yang diberikan kepada individu-individu guna membantu mereka memperoleh pengetahuan dan keterampilan-keterampilan yang diperlukan dalam membuat pilihan-pilihan, rencana-rencana, dan interpretasi-interpretasi yang diperlukan untuk menyesuaikan diri yang baik (Prayitno & Erman Amti 1994:94).
Peters dan Shertzer (1974) mengemukakan definisi bimbingan sebagai berikut, "Guidance, as used here and throughout this book, is defined simply as the process of helping the individual to understand himself and his world so that he can utilize his potentialities". Dari definisi di atas terungkap pengertian bahwa bimbingan merupakan proses bantuan terhadap individu agar ia memahami dirinya dan dunianya, sehingga dengan demikian ia dapat memanfaatkan potensi-potensinya (Sofyan S. Willis 2009:14).
Moegiadi (1970) bimbingan merupakan suatu proses pemberian bantuan atau pertolongan kepada individu dalam hal: memahami diri sendiri; menghubungkan pemahaman tentang dirinya sendiri dengan lingkungan; memilih, menentukan dan menyusun rencana sesuai dengan konsep dirinya sendiri dan tuntutan dari lingkungan (Winkel & Sri Hastuti 2007:29)
Rochman Natawidjaja (1981) Bimbingan adalah proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat memahami dirinya, sehingga ia sanggup mengarahkan diri dan dapat bertindak wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan keluarga serta masyarakat. Dengan demikian dia dapat mengecap kebahagiaan hidupnya serta dapat memberikan sumbangan yang berarti (Winkel & Sri Hastuti 2007:29)
Andi Mappiare (1984) berpendapat bahwa bimbingan merupakan serangkaian kegiatan paling pokok bimbingan dalam membantu konseli/klien secara tatap muka, dengan tujuan agar klien dapat mengambil taanggung jawab sendiri terhadap berbagai persoalan atau masalah khusus (Winkel & Sri Hastuti 2007:35)
Bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan di dalam kehidupannya, agar individu atau sekumpulan individu itu dapat mencapai kesejahteraan hidupnya (Bimo Walgito 2005:5)
Bimbingan adalah proses bantuan terhadap individu yang membutuhkannya. Bantuan tersebut diberikan secara bertujuan, berencana dan sistematis, tanpa paksaan melainkan atas kesadaran individu tersebut, sehubungan dengan masalahnya (Sofyan S. Willis 2009:13)
Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa agar orang-orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri, dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku (Prayitno & Erman Amti 1994:99)
Begitu banyak definisi-definisi bimbingan menurut para ahli namun terdapat juga unsur yang menunjukan kesamaan.
Dari berbagai definisi di atas dapat kita tarik kesimpulan sederhana tentang pengertian bimbingan yakni, bimbingan merupakan proses pemberian bantuan oleh pembimbing yang memiliki kepribadian baik dan pendidikan yang memadai (pengetahuan luas) kepada individu atau kelompok secara tatap muka, sistematis dan berkesinambungan untuk mengatasi kesulitan atau masalah-masalahnya sehingga ia sanggup mengarahkan diri dalam mengatasi pemecahan masalahnya.