A. Dimensi-dimensi Hakikat Manusia
1. Dimensi
Keindividualan
Setiap anak manusia
yang dilahirkan telah dikaruniai potensi untuk menjadi berbeda dari yang lain
atau menjadi dirinya sendiri. Inilah sifat individualitas.
Karena adanya individualitas itu setiap orang mempunyai kehendak, perasaan,
cita-cita, kecenderungan, semangat dan daya tahan yang berbeda-beda. Setiap
manusia memiliki kepribadian unik yang tidak dimiliki oleh orang lain.
Bahwa dimensi
keindividualan terdapat perbedaan-perbedaan jasmani maupun rohani didalam diri
seseorang.
2. Dimensi
Kesosialan
Setiap bayi yang
lahir dikaruniai potensi sosialitas demikian dikatakan Mj Langeveld (1955 : 54)
dalam buku (Pengantar Pendidikan, Prof. Dr. Tirtaraharja dan Drs. S.L La Ulo
2005 : 18). Pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa setiap anak dikaruniai
benih kemungkinan untuk bergaul. Artinya setiap orang dapat saling
berkomunikasi yang pada hakikatnya di dalamnya ada unsur saling memberi dan
menerima.
Adanya dimensi kesosialan pada diri manusia tampak jelas pada dorongan untuk
bergaul. Dengan adanya dorongan untuk bergaul setiap orang ingin bertemu dengan
sesamanya. Manusia hanya menjadi menusia jika berada diantara manusia. Tidak
ada seorangpun yang dapat hidup seorang diri lengkap dengan sifat hakekat kemanusiaannya
di tempat yang terasing. Sebab seseorang hanya dapat mengembangkan sifat
individualitasnya di dalam pergaulan sosial seseorang dapat mengembangkan
kegemarannya, sikapnya, cita-citanya di dalam interaksi dengan sesamanya.
Dalam dimensi kesosialan dibutuhkan
komunikasi dan berinteraksi dalam kebersamaan,dan juga saling menerima dan
memberi.
3. Dimensi
Kesusilaan
Kesusilaan adalah kepantasan dan kebaikan yang lebih tinggi. Manusia itu
dikatakan sebagai makhluk susila. Drijarkoro mengartikan manusia susila sebagai
manusia yang memiliki nilai-nilai, menghayati, dan melaksanakan nilai-nilai
tersebut dalam perbuatan. (Drijarkoro 1978 : 36 – 39) dalam buku (Pengantar
Pendidikan Prof. Dr. Tirtaraharja dan Drs. S.L La Ulo 2005 : 21) Agar manusia
dapat melakukan apa yang semestinya harus dilakukan, maka dia harus mengetahui,
menyadari dan memahami nilai-nilai. Kemudian diikuti dengan kemauan atau
kesanggupan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut.
Dimensi kesusilaan mencakup aturan,
hukum, adat istiadat, budaya, etika & etiket.
4. Dimensi
Keberagamaan
Pada hakikatnya manusia adalah makhluk religius. Mereka percaya bahwa di luar
alam yang dapat dijangkau oleh indranya ada kekuatan yang menguasai alam
semesta ini. Maka dengan adanya agama yang diturunkan oleh tuhan manusia
menganut agama tersebut.
Beragama merupakan kebutuhan manusia karena manusia adalah makhluk yang lemah
sehingga memerlukan tempat bertopang. Manusia memerlukan agama demi keselamatan
hidupnya. Manusia dapat menghayati agama melalui proses pendidikan agama.
Disinilah tugas orang tua dan semua pendidik untuk melaksanakan pendidikan
agama kepada anaknya atau anak didiknya.
Dimensi keberagamaan dalam individu
adalah makhluk religius yang mempunyai iman dan taqwa.
5. Dimensi
pancasialis (Kefitrahan)
Nilai yang baik dan nilai buruk yang ada
pada manusia.