Monday 11 March 2013

Fungsi Manajemen

Fungsi Manajemen

Untuk melaksanakan bimbingan dan konseling secara efektif, seorang konselor mesti menguasai fungsi-fungsi manajemen, yang mencakup perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan. Menurut Ivancevich, Konopaske, & Mattseon (2008), fungsi-fungsi manajemen sekurang-kurangnnya mencakup perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengawasan.

Tujuan manajemen Bimbingan dan Konseling


Tujuan Manajemen

Tujuan manajemen Bimbingan dan Konseling ialah agar sistem Bimbingan dan Konseling di sekolah dapat berjalan dengan lancar, efektif dan efisien untuk mencapai tujuan kegiatan bimbingan dan konseling, serta untuk menegakkan akuntanbilitas Bimbingan dan Konseling.

Pada dasarnya penerapan manajemen adalah untuk mempermudah pencapaian suatu tujuan. Dalam upaya mencapai tujuan itu langkah pertama yangdiperlukan adalah mengenal tujuan terlebih dahulu. Kejelasan pengenalan terhadap tujuan akan memberikan (1)kepastian arah;  (2) memfokuskan arah;  (3) menjadi pedoman rencana dan keputusan;  (4)mempermudah pelaksanaan evaluasi terhadap kemajuan yang telah dicapai, termasuk mengidentifikasi factor penghambat dan penunjangnya.

John F.Mee memberikan sifat-sifat yang seharusnya terkandung dalam tujuan sehingga dapat mempermudah pemahaman tentang arti atau makna yang terkandung dalam tujuan, diantaranya tujuan harus :
a.       Ditentukan sebelum aktifitas organisasi dilakukan
b.      Dapat mengerti oleh semua personel yang terlibat dalam pelaksanaan aktivitas organisasinya.
c.       Dinyatakan baik secara tertulis ataupun lisan
d.      Menjadi pegangan bagi para personel organisasi dalam proses pencapaiannya.

Pengertian Manajemen BK


Pengertian Manajemen BK

Untuk dapat melaksanakan layanan bimbingan dan konseling diperlukan pengetahuan manajemen. Pengetahuan manajemen penting bagi keberhasilan seseorang melaksanakan kegiatan, terutama yang dalam pelaksanaannya melibatkan banyak orang seperti bimbingan dan konseling.

Secara sistematik manajemen mempunyai beberapa arti, tergantung dari konteks dan maksudnya. Kata manajemen yang dipakai dalam kehidupan berorganisasi merupakan terjemahan dari bahasa Inggris to manage yang berarti mengurus, mengatur, mengemudikan, mengarahkan, mengendalikan, menangani, mengelola, menyelenggarakan, menjalankan, melaksanakan, memipin. Sedangkan dalam bahasa latin manajemen berasal dari kata mano  yang berarti tangan, kemudian menjadi manus  yang berarti bekerja berkkali-kali dengan menggunakan tangan, kemudian ditambah managiare  yang berarti melakukan sesuatu berkali-kali dengan beberapa tangan. Dengan kata lain untuk mengerjakan sesuatu memerlukan tangan-tangan dan kegiatan orang lain.

Selain itu manajemen adalah suatu ilmu atau juga seni untuk membuat orang lain mau dan bersedia bekerja untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan bersama. Oleh sebab itu manajemen memerlukan konsep dasar pengetahuan, kemampuan untuk menganalisis situasi, kondisi, sumber daya yang ada, memikirkan cara yang tepat untuk melaksanakan kejutan yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan.

Dengan demikian manajemen bimbingan dan konseling diartikan sebagai proses mengadakan, mengatur, dan memanfaatkan berbagai sumber daya yang dianggap penting guna mencapai suatu tujuan layanan bimbingan dan konseling. Lebih janjut manajemen bimbingan dan konseling merupakan keseluruhan proses aktivitas yang dilakukan oleh sekelompok manusia dalam suatu system organisasibimbingan dan konseling dengan menggunakan segala sumber daya untuk mencapai tujuan secara efisien dan efektif dalam layanan bimbingan dan konseling .

Hubungan psikologi dengan ilmu lain


 Hubungan psikologi dengan ilmu lain

Dari sejarahnya yang berawal dari filsafat dan ilmu faal, jelaslah bahwa psikologi berhubungan dengan ilmu-ilmu lainnya.

  • Hubungan Psikologi dengan Sosiologi
gejala seperti urbanisasi atau konflik antarkelompok memerlukan penjelasan psikologi,sehingga timbul cabang psikologi yang khusus mempelajari masalah–masalah sosial,yang dinamakan psikologi sosial.

  • Hubungan Psikologi dengan Ilmu ekonomi
Naik-turunnya harga tau kurs valuta asing atau berhasil/tidaknya suatu psikologi adalah upaya marketing tidak hanya tergantung pada hukum supply and demand dalam ilmu ekonomi,tetapi juga dalam proses pembuatan keputusan yang dilakukan oleh manusia-manusia yang terlibat dalam proses ekonomi (penjual, pembeli, produsen, distributor, bank, pasar modal, pemerintah, dan lain-lain).

  • Hubungan Psikologi dengan Ilmu hukum 
Ilmu yang mempelajari bagaimana mencapai kebenaran dan keadilan ini jelas terkait erat dengan psikologi karena kebenaran dan keadilan itu sendiri sangat subjektif dan karenanya bersifat psikologis.

  • Hubungan Psikologi dengan Ilmu politik
  • Hubungan Psikologi dengan Antropologi 
 antropologi yang secara sistematis mempelajari perilaku manusia.

  • Hubungan Psikologi dengan Filsafat
Manusia sebagai makhluk hidup juga merupakan obyek dari filsafat yang antara lain membicarakan soal hakikat kodrat manusia, sekalipun akhirnya psikologi memisahkan diri dari filsafat tetapi disini hubungannya adalah bersifat timbal balik.

  • Hubungan Psikologi dengan Paedagogiek
Paedagogiek sebagai ilmu yang bertujuan untuk memberikan bimbingan hidup manusia sejak dari lahir sampai mati tidak akan sukses,bilamana tidak mendasarkan diri kepada psikologi.dengan demikian paedagogiek  baru akan tepat mengenai sasaran, apabila memahami langkah-langkahnya sesuai dengan petunjuk-petunjuk psikologi.

  • Hubungan Psikologi dengan agama
Agama sejak turunnya kepada rasul diajarkan kepada manusia dengan dasar-dasar yang disesuaikan dengan kondisi dan situasi psikologis,didalam agama terdapat ajaran tentang bagaiman agar manusia mau menerima petunjuk tuhannya.

  • Hubungan Psikologi dengan biologi
Biologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang kehidupan, oleh karena itu baik biologi maupun psikologi sama-sama membicarakan manusia.

Tujuan mempelajari psikologi


  Tujuan mempelajari psikologi

Pada garis besarnya orang mempelajari ilmu psikologi adalah untuk menjadikan manusia supaya hidupnya baik,bahagia,dan sempurna.
  1. Untuk memahami alasan dibalik sikap dan proses mental manusia dengan cara meneliti baik itu prinsip-prinsip umum maupun spesifik dari suatu kasus.
  2. Meningkatkan kualitas hidup mereka sekarang ini atau untuk masa depan.
  3. Berusaha menciptakan situasi yang mendukung bagi anak didik dalam mengembangkan kemampuan akademik,sosialisasi, dan emosi.
  4. Untuk memperoleh faham tentang gejala-gejala jiwa dan pengertian yang lebih sempurna tentang tingkah laku.
  5. Untuk mengetahui perbuatan-perbuatan jiwa serta kemampuan jiwa sebagai sarana untuk mengenal tingkah laku manusia atau anak.
  6. Untuk mengetahui penyelenggaraan pendidikan dengan baik.

Pengerian dan definisi psikologi


Pengertian dan definisi psikologi

Menurut asal katanya,psikologi berasal dai kata-kata yunani : psyche yang berarti jiwa dan logos yang berarti ilmu. Jadi secara harfiah psikologi berarti ilmu jiwa.Secara umum psikologi diartikan ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia, atau ilmu yang mempelajari tentang gejala-gejala jiwa manusia. Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari perilaku manusia dalam hubungan dengan lingungannya.

Tujuan Bimbingan dan Konseling

Tujuan Bimbingan dan Konseling :


  1. Merencanakan kegiatan penyelesaian studi.
  2. Mengembangkan potensi.
  3. Mengatasi hambatan-hambatan. 
  4. Untuk membantu orang-orang menjadi insan yang berguna, tidak hanya sekedar mengikuti kegiatan-kegiatan yang berguna saja.
  5. Untuk membantu individu-individu membuat pilihan-pilihan, penyesuaian-penyesuaian dan interpretasi-interpretasi dalam hubungannya dengan situasi-situasi tertentu.
  6. Mengatasi pemasalahan yang dihadapi.
  7. Melakukan pemecahan masalah.
  8. Mengembangkan penerimaan pribadi.

Monday 4 March 2013

Lima Dimensi Hakikat Manusia

 Lima Dimensi Hakikat Manusia :


1.  Dimensi Kefitrahan (Kebenaran & Keluruhan)
Nilai baik dan nilai buruk. 
2.  Dimensi Keindividualan (keunikan & potensi)
Keindividuan terdapat potensi dan perbedaan-perbedaan jasmani dan rohani.
Potensi : kognitif, afektif, psikomotorik, dan konatif.
3.  Dimensi Sosial (interaksi & kebersamaan)
Dibutuhkan komunikasi, berinteraksi, kebersamaan, saling menerima dan memberi baik langsung maupun tidak langsung.
4.  Dimensi Kesusilaan (etika, sopan santun, dan moral)
Aturan, hukum, adat & istiadat, serta budaya.
5.  Dimensi Keberagamaan (iman & taqwa)
Makhluk religius yag mempunyai iman dan taqwa.

Harkat Martabat Manusia


Harkat martabat manusia :

1.  Beriman dan bertaqwa kepada tuhan Yang Maha Esa
2.  Makhluk ciptaannya yang paling sempurna
3.  Makhluk yang paling tinggi derajatnya
4.  Khalifah dimuka bumi
5.  Pemilik Hak Asasi Manusia

Dimensi-dimensi Hakikat Manusia



A.  Dimensi-dimensi Hakikat Manusia

1.  Dimensi Keindividualan

Setiap anak manusia yang dilahirkan telah dikaruniai potensi untuk menjadi berbeda dari yang lain atau menjadi dirinya sendiri. Inilah sifat individualitas.


Karena adanya individualitas itu setiap orang mempunyai kehendak, perasaan, cita-cita, kecenderungan, semangat dan daya tahan yang berbeda-beda. Setiap manusia memiliki kepribadian unik yang tidak dimiliki oleh orang lain.
Bahwa dimensi keindividualan terdapat perbedaan-perbedaan jasmani maupun rohani didalam diri seseorang.

2.  Dimensi Kesosialan

Setiap bayi yang lahir dikaruniai potensi sosialitas demikian dikatakan Mj Langeveld (1955 : 54) dalam buku (Pengantar Pendidikan, Prof. Dr. Tirtaraharja dan Drs. S.L La Ulo 2005 : 18). Pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa setiap anak dikaruniai benih kemungkinan untuk bergaul. Artinya setiap orang dapat saling berkomunikasi yang pada hakikatnya di dalamnya ada unsur saling memberi dan menerima.


Adanya dimensi kesosialan pada diri manusia tampak jelas pada dorongan untuk bergaul. Dengan adanya dorongan untuk bergaul setiap orang ingin bertemu dengan sesamanya. Manusia hanya menjadi menusia jika berada diantara manusia. Tidak ada seorangpun yang dapat hidup seorang diri lengkap dengan sifat hakekat kemanusiaannya di tempat yang terasing. Sebab seseorang hanya dapat mengembangkan sifat individualitasnya di dalam pergaulan sosial seseorang dapat mengembangkan kegemarannya, sikapnya, cita-citanya di dalam interaksi dengan sesamanya.

Dalam dimensi kesosialan dibutuhkan komunikasi dan berinteraksi dalam kebersamaan,dan juga saling menerima dan memberi.

3.  Dimensi Kesusilaan

Kesusilaan adalah kepantasan dan kebaikan yang lebih tinggi. Manusia itu dikatakan sebagai makhluk susila. Drijarkoro mengartikan manusia susila sebagai manusia yang memiliki nilai-nilai, menghayati, dan melaksanakan nilai-nilai tersebut dalam perbuatan. (Drijarkoro 1978 : 36 – 39) dalam buku (Pengantar Pendidikan Prof. Dr. Tirtaraharja dan Drs. S.L La Ulo 2005 : 21) Agar manusia dapat melakukan apa yang semestinya harus dilakukan, maka dia harus mengetahui, menyadari dan memahami nilai-nilai. Kemudian diikuti dengan kemauan atau kesanggupan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut.


Dimensi kesusilaan mencakup aturan, hukum, adat istiadat, budaya, etika & etiket.

4.  Dimensi Keberagamaan

Pada hakikatnya manusia adalah makhluk religius. Mereka percaya bahwa di luar alam yang dapat dijangkau oleh indranya ada kekuatan yang menguasai alam semesta ini. Maka dengan adanya agama yang diturunkan oleh tuhan manusia menganut agama tersebut.

Beragama merupakan kebutuhan manusia karena manusia adalah makhluk yang lemah sehingga memerlukan tempat bertopang. Manusia memerlukan agama demi keselamatan hidupnya. Manusia dapat menghayati agama melalui proses pendidikan agama. Disinilah tugas orang tua dan semua pendidik untuk melaksanakan pendidikan agama kepada anaknya atau anak didiknya.


Dimensi keberagamaan dalam individu adalah makhluk religius yang mempunyai iman dan taqwa.

5.  Dimensi pancasialis (Kefitrahan)

Nilai yang baik dan nilai buruk yang ada pada manusia.